Thursday, June 20, 2013

Konsep tilawah, ta'lim dan tazkiyyah

Konsep Tilawah yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 129


Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS : Al Baqarah [2] : 129).

     Makna dari ayat ini mereka yang bertilawah Al Qur’an secara benar adalah dengan ittiba’/mengikutinya. Ibnul Qoyyim Rohimahullahmengatakan setelah memaparkan tilawah ada dua yakni tilawah lafdziyah dan tilawah makna,Intinya tilawah yang hakiki adalah tilawah/membaca makna dari ayat-ayat Allah, ittiba’/mengikutinya, membenarkan semua beritanya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, mematuhinya seluruh tuntunannya”.
    Kemudian Beliau Rohimahullahmengatakan ,“Tilawah makna kedudukannya lebih mulia dari pada sekedar tilawah lafdziyah dan orang yang mengerjakannya adalah orang yang dikatakan sebagai ahli Al Qur’an yang teruntuk bagi mereka pujian di dunia dan akhirat.Sesungguhnya mereka itulah yang dikatakan sebagai ahli tilawah dan ittiba’ yang sebenarnya”.
Konsep At-Ta`lim
      Defenisi Ta`lim
    Ta’lim,secara bahasa berarti pengajaran (masdar dari ‘alama-yu’alimu-ta’liman), secara istilah berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Abdul Fattah Jalal, ta’limmerupakan proses pemberian pengatahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala kotoran sehingga siap menerima hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya ( ketrampilan). Mengacu pada definisi ini, ta’lim, berarti adalah usaha terus menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi ‘tidak tahu’ ke posisi ‘tahu’.

”Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. Ali-Imran :164)
3   Konsep al-Tazkiyah
a. Defenisi al-Tazkiyah
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul dari golongan mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah).Dan sesungguhnya mereka sebelumnya dalam kesesatan yang nyata”. (Al-Jumu’ah: 2).
Secara bahasa,tazkiyah annafsberasal dari dua kata yakni tazkiyahdan nafs.
Tazkiyahberasal dari kata zakka-yuzzaki-tazkiyah yang maknanya sama dengan tathir yang berasal dari kata thahhara-yuthahhiru-tathir[ah] yang berarti pembersihan, penyucian atau pemurnian.   Sedangkan annafs adalah kata yang multimakna (musytarak). Dalam sebagian kamus bahasa Arab kata nafssering diterjemahkan dengan :
- Diri
- Jasad
- Jiwa, ruh atau kalbu.
Bahkan nafs pun diartikan dengan darah. Sehingga wanita yang melahirkan dikatakan sedang nifas.Artinya banyak mengeluarkan darah.
Secara istilah :  nafs dikemukakan Ibnu Abbas sebagaimana dikutip Ibnu Mazhur dalam kamus Lisanul Arab(7), bahwa manusia memiliki dua nafs:
1) nafs al a'ql (akal) yang dengan akal manusia mampu mengidentifikasi dan berpikir
2)nafs ar ruh yang dengan ruh ini manusia hidup. 
Jika kita memaknai kata nafs secara bahasa semata, maka akan melahirkan perbedaan di dalam memahami konsep tazkiyah an nafs. Karena konsep yang dipahami berbeda, maka aksi yang dilakukan dalam rangka tazkiyah an nafs pun berbeda-beda.